Rabu, 12 Desember 2012

PRODUKTIVITAS


 

A.  Latar Belakang
Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit. “produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivtas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumberdaya manusia dan keterampilan, barang-barang teknologi, manajemen, informasi, energy dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas secara total.
Produktivitas mempunyai pengertian lebih luas dari ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik manajemen, yaitu sebagai suatu philosopi dan sikap mental yang timbul dari motivasi yang kuat dari masyarakat, yang secara terus menerus berusaha meningkatkan kualitas kehidupan.
B.  Rumusan Masalah
      Apa yang dimaksud dengan produktivitas?


C.  Tujuan Penulisan
      Memahami konsep produktivitas secara keseluruhan
D.  Manfaat Penulisan
1)      Bagi pegawai, dapat dijadikan pedoman dan evaluasi diri dengan produktivitas kerja.
2)      Bagi Pimpinan, dapat dijadikan panduan pelaksanaan kepemimpinan dan produktivitas pegawai yang dipimpinnya.
3)      Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sebagai tambahan referensi selanjutnya untuk tugas atau penelitian tentang Manajemen operasional utamanya tentang produktivitas.













E.  Tinjauan Pustaka/Pemecahan Masalah
      Definisi Produktivitas
      Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya  (ILO.1979). Greenberg yang dikutip oleh sinungan (1985) mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut.
Pengertian lain produktivitas adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa “produktivtas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.”
Produktivitas itu juga diartikan :
a.       Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b.      Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan (unit) umum.
      Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas yang dapat kita kelompokan menjadi tiga, yaitu :
a.       Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input)
b.      Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
c.       Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dan tiga factor esensial, yakni : investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja.
Konsep Produktivitas
Peningaktan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sebaliknya pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan unsure penting dalam menjaga kesinambungan peningkatan produktivvitas jangka panjang. Dengan demikian pertumbuhan dan produktivitas bukan dua hal yang terpisah atau memiliki hubungan satu arah, melainkan keduanya adalah saling tergantung dengan pola hubungan yang dinamis, tidak mekanistik, nonlinear dan kompleks.
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaintannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas. Kedua pengertian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode pengukuran tertentu yang secara praktek sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan,  pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat kompeks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumberdaya bermacam-macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda.
Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini, keberadaannya dipengaruhi berbagai factor. Factor-faktor yang mempengaruhi terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu pertama factor-faktor yang berpengaruh secara langsung dan kedua factor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung.
Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua tingkatan ekonomi. Dibeberapa Negara maupun perusahaan pada akhir-akhir ini telah terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas. Karena itu sudah saatnya kita membicarakan mengapa kita harus mengukur produktivitas.
Mengukur produktivitas
Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas menunjukkan kegunaannya dalam membantu evaluasi penampilan, pencernaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga melalui identifikasi factor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sector-sektor konomi yang berbeda untuk menentukan prioritas kebijakan bantuan, menentukan tingkat pertumbuhan suatu sector atau ekonomi, mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap perkembangan ekonomi dan seterusnya. Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi.
Pertama, dengan pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan suatu system pengukuran, akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat dan rangkaian produktivitas.
Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari metode-metode yang relative kasar ataupun dari data yang kurang memenuhi syarat sekalipun ternyata memberi dasar bagi penganalisaan konstruktif atas produktif.
Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas mungkin terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara periodic terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan.

F.   Penutup
1.      Kesimpulan
Produktivitas kerja merupakan kondisi untuk mengukur tingkat kemampuan dalam menghasilkan produk : individual, kelompok dan organisasi. Produktivitas ditentukan oleh dukungan oleh semua sumberdaya organisasi yang dapat diukur dari segi efktivitas dan efisiensi, yang difokuskan pada aspek-aspek  : 1) hasil akhir (produk nyata) yang dicapai : kualitas dan kuantitasnya  2) durasi atau lamanya waktu yang digunakan untuk mencapai hasil akhir 3) penggunaan sumberdaya secara optimal 4) kemampuan beradaptasi dengan permintaan pasar atau pengguna.
2.      Saran
Setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan  jasa dalam pencapaian tujuannya mendapat keuntungan (profit oriented) yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan (biaya) yang sekecil-kecilnya pada dasarnya semua itu akan diraih dengan strategi peningkatan produktivitas-produktivitas daripada sumberdaya-sumberdaya perusahaan (input) dalam penciptaan output yang lebih dari input.






REPOSITIONING PERAN PERILAKU SDM PADA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MOROWALI


 

A.  Latar Belakang
Perubahan lingkungan kerja di satuan pemerintah khususnya pemerintah daerah akan membawa dampak perubahan pada strategi kerja di instansi pemerintahan. Sebagaimana telah diketahui perubahan strategi akan semakin mengarahkan pimpinan untuk memperjelas mana visi dan misi sumberdaya manusia di instansi tersebut akan dibawa. Dalam pengertian bahwa sumberdaya manusia merupakan bagian tidak terpisahkan dari organisasi (Golden & Ranunanjam, 1985). Karena perubahan ini menyangkut banyak aspek dan tuntutan yang harus dicapai, maka perlu dilakukan pengembangan kualitas pelaksanaan sumberdaya manusia. Pengembangan kualitas sumberdaya manusia biasanya dilakukan melalui kegiatan investasi sumberdaya manusia. Perlu diketahui bahwa dengan adanya investasi sumberdaya manusia maka pola strategi sumberdaya manusia akan berubah dan menuntut perubahan tipe kompetensi pada tipe tugas berbeda yang akan berdampak pada perubahan peran sumberdaya manusia.
Oleh karena itu organisasi perlu terus melakukan pengembangan sumberdaya manusia karena bagaimanapun bagian sumberdaya manusia merupakan mitra bagian lain dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia. Paradigma sumberdaya manusia baru ternyata sudah lebih mengoptimalkan pada proses komunikasi dua arah dan perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up). Lebih khusus perubahan yang terjadi juga menyangkut perubahan peran sumberdaya manusia. Pimpinan harus mampu melihat perubahan peran sumberdaya manusia seperti apa yang harus dimainkan.
Upaya repositioning pada dasarnya merupakan transformsi peran yang menuntut kemampuan, cara kerja, cara pikir dan peran baru dari sumberdaya manusia (Schuller & Jakson, 1996). Untuk dapat melakukan proses repositioning dengan baik maka organisasi perlu mempersiapkan sumberdaya manusia yang mampu bersaing dimasa depan, dalam tulisan ini akan dibahas proses repositioning melalui aspek perilaku sumberdaya manusia.
Di Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali upaya repositioning peran perilaku sumberdaya manusia sudah dilaksanakan yaitu dengan peningkatan inisiatif bekerja dalam diri setiap pegawai sesuai bidang kerjanya masing-masing, peningkatan etos kerja, misalnya dilihat dari laporan-laporan hasil pemantauan yang tepat waktu. Oleh karena itu, diperlukan penerapan repositioning peran perilaku yang maksimal agar repositioning peran perilaku sumberdaya manusia dapat berjalan sebagaimana mestinya.

B.  Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, yang menjadi rumusan masalah adalah ; bagaimankah penerapan repositioning peran perilaku sumberdaya manusia di Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali seharusnya dilaksanakan?


C.  Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui gambaran repositioning peran perilaku sumberdaya manusia yang seharusnya dilaksanakan pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali.

D.  Manfaat Penulisan
1)      Bagi pegawai, dapat dijadikan pedoman dan evaluasi diri dalam merepositioning peran perilakunya dalam peningkatan etos kerja dan inisiatif bekerja pada instansinya.
2)      Bagi Pimpinan, dapat dijadikan panduan pelaksanaan repositioning peran perilaku pegawai yang nantinya akan tercapai lingkungan kerja yang efektif dan efisien.
3)      Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sebagai tambahan referensi selanjutnya untuk tugas atau penelitian tentang Manajemen Sumberdaya Manusia.










E.  Tinjauan Pustaka/Pemecahan Masalah
Schuller & Jakson (1987) membahas hubungan antara strategi kompetitif yang menjelaskan bahwa untuk mencapai strategi yang kompetitif dibutuhkan adanya perilaku peran tertentu dan mereka mengajukan suatu hipotesis tentang model manajemen sumberdaya manusia yang dapat mencapai kondisi organisasi yang mempunyai keunggulan kompetitif. Dalam hal ini, ada tiga strategi untuk mencapai kualitas kerja yang baik yaitu :
1)      Strategi inovasi digunakan untuk model-model kerja yang berbeda dari organisasi lain.
2)      Strategi kualitas, lebih mengutamakan hasil kerja yang baik sesuai yang diharapkan.
3)      Strategi pengurangan biaya, menekankan pada usaha organisasi untuk memperkecil penggunaan biaya/anggaran disetiap program kerja organisasi.
Beberapa dimensi peran perilaku pegawai yang diperlukan untuk mendukung penerapan atau implikasi tiga strategi diatas tentu akan berbeda-beda. Ini dapat dilihat sebagai berikut :
v  Strategi Inovasi, perilaku pegawai yang diperlukan adalah tingkat kreativitas tinggi, berfokus pada jangka panjang, mempunyai tingkat kerjasama yang tinggi, perilaku mandiri, cukup memiliki perhatian pada kualitas dan kuantitas, seimbang dalam orientasi proses dan hasil, penerimaan resiko pada tingkat yang lebih tinggi serta toleransi yang cukup tinggi terhadap ketidakpastian. Sebagai implikasinya, dalam mengelola pegawai sebaiknya memberikan sedikit pengawasan, memilih pegawai yang mempunyai keterampilan tinggi, memberikan sumberdaya yang lebih banyak untuk eksperimen dan melakukan penilaian kinerja jangka.
v  Strategi kualitas, perlu didukung dengan perilaku pegawai sebagai berikut : perilaku yang relative berulang dan dapat diprediksi, berfokus pada jangka menengah, cukup mau melakukan kerjasama, perilaku mandiri, perhatian yang tinggi terhadap kualitas, fokus tinggi terhadap proses, kurang berani mengambil resiko dan cukup mempunyai komitmen terhadap tujuan organisasi. Sebagai implikasinya menurut Bounds & Pace (1991) karena strategi kualitas melibatkan komitmen dan pemanfaatan pegawai secara lebih besar, maka organisasi hanya membutuhkan sedikit pegawai untuk lebih besar.
v  Strategi Pengurangan Biaya, diperlukan perilaku pegawai yang relative berulang dan dapat diprediksi, berfokus jangka pendek, lebih mengutamakan pada kegiatan individu dan otomatisasi, memberikan perhatian kualitas, perhatian terhadap kuantitas output lebih tinggi, kurang berani menanggung resiko dan lebih menyukai kegiatan yang bersifat stabil.

F.   Penutup
1.      Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan repositioning peran perilaku sumberdaya manusia ketika dilaksanakan secara menyeluruh, implikasinya akan menjadikan pimpinan perlu melakukan pengembangan organisasi dengan lebih meningkatkan berbagai perilaku positif
2.      Keputusan untuk merubah perilaku pegawai dapat dimulai dengan menerapkan tiga strategi yang berbeda seperti peningkatan kualitas, inovasi dan pengurangan biaya.

3.      Saran
1.      Repositioning peran perilaku sebaiknya dilaksanakan secara maksimal yakni dengan menerapkan seluruh indkator-indikator yang ada didalamnya.
2.      Disarankan kepada instansi/organisasi lain yang ada disatuan kerja Pemerintah Daerah juga dapat menerapkan repositioning peran perilaku Sumber Daya Manusia.

G.  Daftar Pustaka
Barlett,C.A & Ohwall, S. !992), “What is a Globall Manager ?”, Harvard Business Review, 70 (5), pp. 124-132

Barnaddin, H.J & Russel, JE.A (1993), Human Resource management an experimental approach, International Edition. Mcgraw, Inc.

Black, J.S, at. Al.,(1992): Global Assigment,” San Fransisco: Jossey Bass.














Minggu, 09 Desember 2012

CAGAR ALAM MOROWALI


NAMA                   :  PATRICIA AYU LESTARI
STAMBUK            : C 201 11 241
PRODI                   : EKONOMI MANAJEMEN



Hutan cagar alam morowali merupakan salah satu daerah terluas yang masih ada dan merupakan budaya dan objek wisata pendukung dimorowali yang terletak diprovinsi disulawesi tengah.dimana cagar alam morowali dapat menjadi tempat wisata, karna menyediakan berbagai macam potensi alam yang dapat memukau mata. Wilayah cagar alam meliputi pulau-pulau yang terdapat dikawasan teluk, kawasan daratan rendah, dan daerah pegunungan dengan ketinggian mencapai 2,421 meter.

Begitu menginjakan kaki ditanah morowali pandangan mata anda akan disegarkan oleh meganya hamparan pepohonan yang berdiri gagah ditepi sungai-sungai besar, saat anda menolehkan penglihatan kearah lain, indahnya hamparan padang ilalang, danau-danau kecil yang tergenang, dan gugusan pengunungan Tolaka yang berdiri angkuh dijamin akan membuat takjub melihatnya.

Cagar alam morowali memang menawarkan tipe ekosistem butani yang lengkap jenis huatan yang ada didalamnaya cukup beragam dari hutan pantai, hutan mangrofe, hutan alluvial dataran rendah, hutan  lumut, hingga jenis hutan pegunungan.selain aneka rupa flora yang mempesona dimorowali,anda juga dapat menikmati kehidupan fauna yang tidak kalah komplit,dari jenis mamalia, morowali dapat menjadi habitat yang tepat untuk hewan-hewan menyusui khas Sulawesi seprti anoa, babirusa, kera, kus-kus, burung, babi hutan, rusa, musang abu-abu, serta beberapa jenis dari keluarga kelelewar dan kalong.

Cagar alam morowali juga memiliki jenis burung yang paling representative berdasarkan habitatnya, burung-burung dibagi menjadi 2 kelompok yaitu burung air/laut, diantara adalah elang laut paruh putih, belibis, itik pohon, itik liar peluk ular, cangak merah dan lain-lain.serta kita dapat menyaksikan teluk tomori yang memiliki pesona wisata taman laut dengan batu payung sebagai cirri khasnya ada juga goa tapak tangan yang terletak di tapahulu dan gende yang konon terkait  erat dengan legenda sewerigading dan 2 air terjun yang terletak disebelah utara danau amba  , serta goa kapur yang berada didesa toronggo.